Pada suatu zaman, terdapat seorang raja yang memerintah suatu kerajaan. Diantara sebagian pembantunya ada seorang menteri yang bertaqwa dan selalu berbaik sangka kepada tuhan tentang apapun yang terjadi.
Pada suatu hari, sang raja terpotong salah satu jari tangannya dan darah menetes keluar dengan deras, melihat itu si menteri mengucapkan: “baik bagus wahai raja”.
Mendengar itu, raja pun marah dan memenjarakan si menteri, akan tetapi si menteri tetap mengatakan: bagus baik.
Pada hari yang lain, Raja berkehendak berburu ke hutan bersama sebagian prajurit. Namun, ketika mengejar buruan, ia tersesat sendiri terpisah dari prajurit dan ia pun akhirnya ditangkap oleh segerombolan orang yang mencari tumbal untuk dijadikan persembahan ketua suku mereka yg kanibal. Ketika hendak mereka bunuh, ketua suku itu melihat bahwa sang raja mempunyai cacat sehingga ia tidak mau menerima dan dilepaskanlah sang raja.
Pada saat itulah, ia ingat perkataan si menteri dan ketika bisa kembali ke kerajaan, ia membebaskan si menteri dari penjara dan menceritakan peristiwa yg menimpanya.
Si menteri pun bersyukur karena ia dipenjara, kalau tidak, ia pasti sudah mati menjadi makanan kanibal karena setiap raja berburu dipastikan mengajak si menteri yang tidak mempunyai cacat.
perkara yg dianggap jelek sekarang, mungkin terdapat kebaikan dan manfaat pada masa mendatang. Tetap berbaik sangka kepada ALLOH, karena suatu cobaan yg menimpa orang beriman tidak untuk membinasakannya, akan tetapi hanya untuk mengujinya.
Cerita diatas mengingatkan kita pada dawuh allooh ta’aalaa surat al-baqoroh ayat 216:
كتب عليكم القتال وهو كره لكم وعسى أن تكرهوا شيئا وهو خير لكم وعسى أن تحبوا شيئا وهو شر لكم والله يعلم وأنتم لا تعلمون